durian montong
Durian ini berasal dari Thailand.
Tanaman Durian monthong merupakan tanaman genjah. Mampu berproduksi pada umur
4-5 tahun sejak ditanam dengan bibit asal sambung pucuk. Produksi buahnya cukup
banyak. Mampu beradaptasi pada berbagai tempat. Sayangnya, tanaman ini tidak
mempunyai ketahanan terhadap penyakit Phytophthora .sp. Bentuk buah bervariasi,
dari bulat panjang sampai hampir persegi. Durinya besar dan tersusun jarang.
Bobot buahnya mampu mencapai 6 kg. Kulitnya tebal dengan warna hij au.
juringnya ada 5. Warna daging buah ada yang kuning emas, ada pula yang krem.
Dagingnya sangat tebal dengan rasa manis legit dan aroma harum sedang.
Manfaat
Buah durian matang, atau tepatnya
arilusnya, yang merupakan bagian yang dapat dimakan, umumnya dikonsumsi dalam
keadaan segar. Di pasar, buah durian ini mengiklankan diri melalui baunya yang
keras dan khas. Buah durian sangat disukai orang, sehingga panen padi di
Indonesia akan terbengkalai jika bertepatan dengan panen buah durian, dan
sampai puncak masa panen durian orang-orang masih bernafsu besar untuk
memakannya. Buah durian diawetkan dengan cara mengeringkan daging buahnya
menjadi kue durian, atau diolah menjadi dodol; dapat pula difermentasi atau
dijadikan asinan. Kini arilus durian juga diciutkan dan dibungkus, lalu
dibekukan untuk memperpanjang penyediaan durian; dengan cara ini buah durian
dapat diterima di pasaran ekspor. Rasa durian lebih disenangi di dalam es krim
dan kue-kue. Biji durian yang direbus atau dibakar dimakan sebagai makanan
kecil. Pucuk muda dan buahnya yang masih muda dapat dimasak untuk lalap. Kulit
buah yang dikeringkan digunakan sebagai bahan bakar, terutama untuk mengasapi
ikan. Beberapa bagian pohon durian dimanfaatkan sebagai obat; buah durian
dianggap dapat menyembuhkan kesehatan orang atau hewan yang sakit. Menurut
kepercayaan yang umum dianut, orang yang memakan durian dibarengi dengan
minuman beralkohol dapat menyebabkan sakit atau bahkan mematikan. Kayunya yang
kasar dan ringan tidak tahan lama, tetapi dapat digunakan untuk konstruksi
dalam rumah clan perkakas rumah yang murahan.
Syarat Tumbuh
Tanaman durian dapat tumbuh di dataran
rendah sampai ketinggian 1.000 m di atas permukaan laut. Namun, produksi
terbaiknya dicapai jika penanaman dilakukan pada ketinggian 400-600 m di atas
permukaan laut. Tanaman ini menyukai daerah yang beriklim basah atau
tempat-tempat yang banyak turun hujan. Jenis tanah yang baik untuk pertumbuhannya
yaitu tanah yang lembap, subur, gembur, tak bercadas, dan kedalaman air
tanahnya tidak lebih dari 1 m.
Di Indonesia, sebagian besar durian
masih ditumbuhkan dari benih, walaupun beberapa cara perbanyakan klon telah
dipraktekkan pula. Di Filipina, perbanyakan dengan benih telah diganti dengan
penyambungan sanding (inarching) dan penyambungan celah (cleft grafting). Di
Thailand, pembibitan-pembibitan menghasilkan sejumlah besar 1′pohon durian
melalui dua cara. Penyusuan secara tradisional mungkin merupakan penyambungan
sanding yang cukup sederhana dan sangat tinggi persentase keberhasilannya;
caranya ‘ialah batang bawah yang dipelihara dalam kantung dibuntungi dan
disisipkan ke cabang kecil pada tanaman induknya. Cara lainnya ialah
penyambungan hipokotil, menggunakan semai dalam pot, berumur 5-6 minggu, yang
disambung-celah dengan batang atas-mini yang dipotong dari pucuk lateral yang
tipis saja. Perlakuan fungisida, terowongan plastik, dan naungan berat sangat
diperlukan untuk melindungi jaringan yang masih rapuh. Lima orang pekerja yang
berpengalaman dapat mengerjakan 300 sambungan, dikerjakan dari pukul 8 malam sampai
tengah malam ; menghindari panasnya siang hari konon merupakan faktor penting
alam mencapai tingkat keberhasilan di atas 90176. Benih durian kv. ‘Chanee’
biasa digunakan di Thailand untuk meningkatkan penyediaan batang bawah. Anakan
durian dapat ditanam di lapangan seteiah berumur 1 tahun, dengan jarak tanam
8-16 m. Pada tahun pertama diperlukan naungan. Pada jarak tanam yang lebih
rapat, mungkin kebun durian itu perlu penjarangan setelah 8-1
Pemeliharaan
Gulma dibabat dan dibiarkan sebagai
mulsa, tetapi lahan di bawah kanopi pohon diusahakan bebas dari gulma.
Penyedotan hara sampai saat panen berjumlah 2,4 kg N, 0,4 kg P, 4,2 kg K, 0,3
kg Ca, dan 0,5 kg Mg per ton buah, tetapi penyedotan hara total belum pernah
diteliti. Praktek di Thailand ialah memberikan pupuk majemuk dekat dengan
garis-tetes segera setelah muncul kuncup bunga, ditunjang dengan pemberian
pupuk di atas tanah jika telah ada pembentukan buah yang lebat; pemberian pupuk
lainnya dilakukan setelah panen. Jika tersedia pupuk kandang, dapat
menggantikan pemberian pupuk yang terakhir.
Hama dan Penyakit
Penyakit busuk akar, penyakit busuk
pangkal batang, atau kanker-bintik (patch canker), yang disebabkan oleh
Phytophthora palmivora, merupakan pembunuh yang ditakuti. Jamur ini hidup di
dalam tanah dan memperlemah pohon dengan cara menginfeksi akar. Infeksi bagian
di atas permukaan tanah juga terjadi, barangkali terutama disebabkan oleh
cipratan partikel-partikel tanah. Pohon durian akan mati jika infeksi pada pangkal batang lama-lama melukai keliling
batang pohon itu. Untuk memberantas penyakit ini, pangkal batang diusahakan
bebas dari tunas-tunas lateral setinggi 1 m atau lebih, lahan sekitar pohon
agar bebas dari gulma, dan pengairan hendaknya tidak membasahi pangkal batang
atau tanah yang dekat situ, juga air penyiraman dari satu pohon tidak membasahi
pohon lain. Semacam pasta fungisida (sistemik) dicatkan pada pangkal batang durian,
dan pohonnya hendaknya seringkali diperiksa, bagian yang terinfeksi agar
dipotong dan bekas lukanya dibersihkan. Penyakit-penyakit lain, seperti bintik
daun yang disebabkan oleh Colletotrichum spp., Homortegia durionir dan
Phyllorticta durionir, dan busuk buah (Rhizopus sp.), tidak begitu berarti.
Berbagai hama telah diamati menyerang durian,
tetapi kerusakannya tampaknya hanya kadang-kadang. Suatu ulat pengebor buah,
Hypoperigea (Plagideicta) lepro.rtricta, memakan biji durian, dan tampaknya
lebih sering terjadi. Mamalia, seperti tikus, babi hutan, dan beruang, senang
sekali memakan buah durian, dan buahbuah yang berjatuhan harus dikumpulkan
setiap pagi agar mengurangi kerugian.
Panen dan Pasca Panen
Panen Pohon durian tumbuh sangat tinggi,
dan karena sulit menerka matangnya buah, praktek yang umum dilakukan ialah
menunggu sampai buah itu berjatuhan. Pemanenan secara selektif itu perlu, dan
pemetik yang berpengalaman menggunakan berbagai kriteria untuk menaksir
kematangan buah durian. Diawali dari jumlah hari yang telah dilewati sejak
bunga mekar, mereka juga mungkin memperhatikan warna, elastisitas dan letaknya
duri, intensitas bau yang keluar dari buah, suara yang terdengar jika jari-jari
dijentikkan pada alur-alur di antara duri, perubahan pada tangkai buah, dan
uji-apung di air. Penanganan pasca panen Berkat kulitnya yang kuat,
pengangkutan buah durian dipermudah, tetapi adanya duri-duri itu menyulitkan
penanganannya; buah ini perlu dipegang tangkainya. Buah yang telah pecah
sewaktu jatuh ke tanah, cepat sekali rusak, arilusnya menjadi tengik dalam
waktu 36 jam saja. Buah yang masih bertangkai, yang dipungut dari bawah
pohonnya masih dapat dimakan setelah 2-3 hari, tetapi jika daya tahan buah yang
telah dipungut itu dapat diperpanjang sekitar 1 minggu lagi, hal ini akan
merupakan keuntungan yang besar. Buah durianharus
segera diangkut ke pasar, diwadahi karung, keranjang bambu atau ditumpuk saja
dalam bak truk. Ruang pendingin bersuhu 15° C dapat memperpanjang daya tahan,
buah durian selama 3 minggu, dan daging buah yang dibekukan secara cepat akan
dapat mempertahankan rasanya selama 3 bulan atau lebih:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar